Pada awal kemunculannya, virus yang orang-orang tahunya datang dari negeri China tidak terlalu kami pedulikan. Kemudian muncul berita tentang kasus pertama di Indonesia, kami mulai menarik perhatian. Kemudian muncul kasus kedua dan seterusnya. Baru kami sadari bahwa pandemik ini berbahaya. Kejadian tersebut, terjadi kurang lebih dua bulan lalu sebelum kami memutuskan untuk kerja dari kantor lagi.
Satu bulan sebelum puasa, kami sudah memutuskan akan bekerja di rumah. Pada waktu itu, kantor-kantor di Tasik dan juga tempat kerja di Tasik, belum semuanya memutuskan akan kerja dirumah. Kami memutuskan untuk kerja dirumah dengan beberapa pertimbangan, diantaranya masalah kesehatan, semakin banyaknya penderita (dilihat dari worldometers) dan pertimbangan utamanya adalah “karena kami bisa kerja dari rumah”.
Pada waktu itu pemikirannya adalah, ketika kita bisa membantu pemerintah untuk tidak keluar rumah, kenapa harus keluar rumah? maka diputuskan lah, ayo kita kerja dari rumah. Sejak kerja dirumah, kami benar-benar kerja, bukan malas-malasan. Klien masih bisa memesan layanan kami, dan bertanya kepada kami tentang progres pekerjaan. Semuanya benar-benar berjalan seperti biasa, hanya bedanya kami tidak kumpul dalam satu ruangan.
Dan saat ini, tepat dua minggu setelah lebaran, kami memutuskan untuk kerja dari kantor lagi. Pertimbangan untuk kerja dari kantor lagi diantaranya adalah status Kota Tasikmalaya yang sekarang sudah masuk zona biru yang artinya kita bisa melaksanakan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
Kerja Dari Kantor Lagi, Semangat Diperbaharui
Pada hari pertama kerja di kantor lagi, seperti disajikan semangat yang bertambah banyak. Team kami u begitu powerful dan seolah-olah tidak ada capek-nya. Maklum, mungkin karena terlalu sering untuk diam dirumah, bertemu hanya dengan orang-orang rumah, dan tidak berinteraksi langsung dengan teman-teman lainnya.